Halaman

Entri Populer

Rabu, 29 Februari 2012

peluang perpustakaan berbisnis informasi

aku mau ngeposting artikel ibu aku yaa.. judulnya tentang "PELUANG PERPUSTAKAAN BERBISNIS INFORMASI" lebih lengkapnya liat aja di sini !!


PENGEMASAN INFORMASI : PELUANG PERPUSTAKAAN BERBISNIS INFORMASI
OLEH
Darmawati
(PUSTAKAWAN MADYA UPT PERPUSTAKAAN UNHALU)

I.         PENDAHULUAN
Perpustakaan sebagai sumber informasi dituntut untuk lebih cepat mengembangkan diri di dalam penyediaan koleksinya kepada pemustaka. Ada berbagai inovasi dilayanan perpustakaan yang dapat digunakan. Salah satu usaha dalam mendayagunakan informasi adalah melalui kemasan informasi. Untuk mendayagunakan informasi yang ada serta menyediakan informasi yang sesuai maka informasi tersebut perlu dipilih kemudian dikemas ulang agar informasi tersebut lebih mudah dimanfaatkan.
Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat, yakni kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang bertanggungjawab dalam mentransfer informasi in harus dapat melihat fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi . Pengemasan informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh perpustakaan sebagai bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.
            Informasi yang tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi “gudang” informasi yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tidak sedikit.  Penggunapun akan semakin sulit menemukan informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan (biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat dilakukan melalui pengemasan informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat mungkin untuk dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu pengguna akan menghemat banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai, mudah, cepat dan tepat.

Di sisi lain, pengemasan informasi akan membawa dampak ekonomis yang cukupsignifikanbaik bagi perpustakaan maupun pengguna. Bahkan saat ini dapat dikatakan bahwa produk hasil kemas informasi merupakan komoditas yang dapat dijadikan alternatifusaha bagi perpustakaan, sehingga informasi tidak berhenti sebagai hal yang akan“menguras” biaya perawatan dan pengelolaan, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan/pemasukan bagi perpustakaan. Penggunapun akan semakin mudah, hemat waktu dan hemat biaya dalam memperoleh informasi yang “instant” dan segera dibutuhkan oleh mereka. Jadi tunggu apa lagi? Kini saatnya anda hadir dalam “bisnis informasi” di era globalisasi informasi.

II.      PENGERTIAN PENGEMASAN INFORMASI
konsep pengemasan informasi masih belum jelas, namun dari berbagai diskusi yang pernah dilakukan ada beberapa pengertian pengemasan informasi.:
a. Menurut Alan Bunch, 1984 (dalam Stilwell, 2004) menggambarkan pengemasan informasi sebagai sebuah pendekatan untuk membantu diri sendiri, menekankan pada permasalahan bahwa layanan informasi adalah memilih informasi yang sesuai, dan memproses ulang informasi tersebut dalam sebuah bentuk yang benar-benar dapat dipahami, mengemas informasi, dan merancang semua bahan ini dalam sebuah media yang tepat bagi pengguna, sehingga mengkombinasikan dua konsep yang melekat dalam istilah pengemasan (yakni memproses ulang dan mengemas).
b. Menurut Webster’s New World College Dictionary, 1995 menyatakan bahwa “repackaging is to package again in or as in a better or more attractive package.” Jadi dapat dikatakan bahwa pengemasan merupakan sebuah usaha mengemas kembali ke dalam bentuk yang lebih baik dan menarik.
c. Menurut Sri Suhartina (dalam makalah Kemas Ulang Informasi) yang disampaikan pada pelatihan Pengenalan Kemas Ulang Informasi, 2005 menyatakan bahwa pengemasan informasi  adalah salah satu kegiatan jasa informasi yang dimulai dari menyeleksi, berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang relevan, menganalisis, mensintesa dan menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Informasi yang dikemas kembali akan memberikan kemudahan dalam penyebaran informasi dan temu kembali informasi.

III.   BENTUK PENGEMASAN INFORMASI
Agar kemasan informasi berdaya guna, maka kemasan informasi dibuat berdasarkan bentuk dan kebutuhan pemustaka. Informasi yang dikemas haruslah mengacu kepada kebutuhan pemustaka yang dapat diketahui berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pengguna. Bentuk pengemasana yang dapat diterapkan pada perpustakaan adalah:
§  Media cetak
 Kemasan dalam bentuk media cetak sangat membantu pemustaka dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih sesuai dengan bidang kajian dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu “membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam “belantara” informasi di perpustakaan. Seperti brosur/leaflet, bibliografi subjek, sari kararangan, indeks majalah, indeks artikel, folder, buku saku, kumpulan artikel terpilih dan bentuk media terseleksi lainnya
§  Media Elektronik/Media Adio-Visual
Betuk kemasan informasi ini merupakan kemasan yang menarik karena akan banyak pemustaka menggunakan  informasi dalam bentuk gambar dan suara. Seperti CD, DVD,VCD dan Internet
§  Pangkalan Data
                                                Kemasan informasi juga dapat diwujudkan dalam pangkalan data (database) local , pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui semacam server lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC, CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.dan pangkalan data Online  yang sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli” kemasan yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Contoh beberapa kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database, JSTOR dan lain sebagainya.
IV.   PENGEMASAN  INFORMASI  YANG  BERDAMPAK  EKONOMIS BAGI PERPUSTAKAAN
Perpustakaan mulai menyentuh aspek-aspek komersialisasi layanan, perubahan paradigm bahwa perpustakaan saat ini bukan hanya sebagai penyimpanan koleksi yang pasif, namun juga bisa menjadi pusat informasi yang aktif dan dinamis serta mampu menghasilkan produk yang menjual informasi. Perlu disadari bahwa perpustakaan merupakan unit kerja yang banyak membutuhkan biaya (cost centre). Namun kucuran dana untuk perpustakaan nyaris tidak ada, atas dasar inilah maka perpustakaan harus mengubah posisinya dari cost centre menjadi profit centre, perubahan tersebut merupakan tantangan perpustakaan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam upaya menjadi profit centre. Pengemasan informasi merupakan bagian dari sebuah usaha ekonomis dari perpustakaan atau penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan dan juga masyarakat/pemustaka yang memanfaatkannya. Beberapa dampak ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah: (a). Perpustakaan  harus mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang dapat dijual kepada masyarakat/pemstaka dengan segmentasi yang telah ditentukan, misalnya informasi bidang kedokteran yang terkemas akan sangat berguna bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran. (b) Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh perpustakaan akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga apabila dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelolaan, sekaligus dapat memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan  “penjualan informasi” di perpustakaan kepada pengguna yang membutuhkan. (c) Bagi pemustaka, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh informasi yang dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses database perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil kemas informasi di berbagai bidang. (d). Pengemasan informasi ini merupakan peluang bagi perpustakaan yang berpotensi berbisnis informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan. Hal ini tentunya akan membantu melepaskan image perpustakaan sebagai “cost institution” menjadi “benefit institution”. Artinya perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang hanya “menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam berbagai bidang  yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun cetak yang dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu (sesuai dengan bidang  tersebut). 

DAFTR PUSTAKA

Djatin, Jusni., dan Hartinah, Sri. (-). Pengemasan dan Pemasaran Informasi: Pengalaman PDII- LIPI. Jakarta: PDII-LIPI : www.consal.org.sg/webupload/forums/attachments/2277.doc diakses tanggal 20 September 2006

Tidak ada komentar: